Jakarta, Setelah lelah beraktivitas dan mencari nafkah
seharian, malam hari adalah saat yang paling tepat untuk beristirahat.
Tubuh manusia juga sebenarnya sudah memiliki mekanisme alami untuk
merilekskan saraf-saraf yang tegang lewat tidur.
Tak hanya itu, tidur sebenarnya merupakan elemen penting yang memungkinkan seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam hidup, menurunkan berat badan dan memperpanjang umur. Banyak penelitian yang menemukan bahwa kekurangan tidur dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.
Tapi ada banyak orang yang meremehkan kebiasaan tidurnya, seperti yang dilansir Fox News, Sein (3/12/2012) berikut ini:
1. Meremehkan jam tidur
Setiap orang memiliki lama jam tidur yang berbeda. Walau demikian, beberapa ahli menyarankan untuk tidur sebanyak 9 jam per hari. Sayangnya, banyak orang yang mengalami kurang tidur kronis atau mengidap gangguan tidur.
Sebuah survei menemukan bahwa kebanyakan pengidap insomnia melakukan aktivitas yang mengganggu 1 jam sebelum masuk ke tempat tidur, yaitu menonton TV, mengoperasikan komputer dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Artinya, aktivitas-aktivitas itu besar kemungkinannya mengganggu jam tidur.
2. Kekurangan atau kebanyakan tidur
National Health Interview Survey di AS menemukan bahwa orang dewasa yang terbiasa tidur kurang dari 6 jam lebih mungkin merokok, kecanduan alkohol, kurang olahraga, dan obesitas. Menariknya, orang dewasa yang tidur lebih dari 9 jam juga sama-sama melakukan perilaku tidak sehat.
Peneliti dari University College London menemukan bahwa kurang atau kebanyakan tidur meningkatkan risiko kematian sebesar 2 kali lipat. Para ilmuwan memang sudah yakin mengapa kurang tidur berakibat buruk bagi jantung, namun penyebab mengapa kebanyakan tidur juga memiliki efek yang sama masih menjadi misteri.
3. Tidur tak sesuai dengan pergerakan matahari
Cryptochromes adalah protein yang ditemukan pada setiap makhluk hidup di bumi. Protein ini sensitif terhadap cahaya fajar dan senja serta mempengaruhi jam biologis dan banyak ditemukan di mata serta kulit. Dengan protein ini, tubuh manusia dapat mendeteksi sinar matahari bahkan dengan mata tertutup.
Cryptochromes mendeteksi sinar matahari dan mengurangi sinyal kelenjar pineal pengubah serotonin sehingga membuat suasana hati meningkat sepanjang hari, juga meningkatkan hormon melatonin agar tubuh dapat beristirahat dengan baik. Inilah yang memungkinkan orang bangun segar di pagi hari.
4. Tidur dengan lampu menyala
Hormon tidur atau melatonin dihambat oleh cahaya dan akan meningkat seiring dengan gelap. Semakin lama terjaga, produksi melatonin akan menurun dan berakibat buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa penuaan dini berkaitan dengan rendahnya kadar melatonin saat tidur.
Melatonin terlibat dalam proses pembelajaran dan memori, serta diduga efektif untuk mengobati penyakit Alzheimer. Hormon ini dianggap sebagai antioksidan kuat yang mampu melindungi DNA dari kerusakan radikal bebas dan dapat mencegah perkembangan beberapa jenis kanker.
5. Tidur kurang nyenyak
Kekurangan tidur kronis dapat mengubah metabolisme glukosa. Kemampuan tubuh untuk menghasilkan dan merespon insulin akan menurun sekitar 30 persen, mirip dengan tanda awal diabetes. Penelitian telah menunjukkan bahwa kesulitan tidur nyenyak juga berhubungan dengan gangguan hormonal.
Jadi yang paling penting bukanlah kuantitas tidurnya, melainkan kualitasnya. Tidur yang kurang berkualitas akan meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang bermanfaat, namun juga menjadi masalah jika berlebihan. Kadar kortisol yang tinggi akan menurunkan testosteron, merusak sistem imun, meningkatkan massa otot serta tekanan darah.
Tak hanya itu, tidur sebenarnya merupakan elemen penting yang memungkinkan seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam hidup, menurunkan berat badan dan memperpanjang umur. Banyak penelitian yang menemukan bahwa kekurangan tidur dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.
Tapi ada banyak orang yang meremehkan kebiasaan tidurnya, seperti yang dilansir Fox News, Sein (3/12/2012) berikut ini:
1. Meremehkan jam tidur
Setiap orang memiliki lama jam tidur yang berbeda. Walau demikian, beberapa ahli menyarankan untuk tidur sebanyak 9 jam per hari. Sayangnya, banyak orang yang mengalami kurang tidur kronis atau mengidap gangguan tidur.
Sebuah survei menemukan bahwa kebanyakan pengidap insomnia melakukan aktivitas yang mengganggu 1 jam sebelum masuk ke tempat tidur, yaitu menonton TV, mengoperasikan komputer dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Artinya, aktivitas-aktivitas itu besar kemungkinannya mengganggu jam tidur.
2. Kekurangan atau kebanyakan tidur
National Health Interview Survey di AS menemukan bahwa orang dewasa yang terbiasa tidur kurang dari 6 jam lebih mungkin merokok, kecanduan alkohol, kurang olahraga, dan obesitas. Menariknya, orang dewasa yang tidur lebih dari 9 jam juga sama-sama melakukan perilaku tidak sehat.
Peneliti dari University College London menemukan bahwa kurang atau kebanyakan tidur meningkatkan risiko kematian sebesar 2 kali lipat. Para ilmuwan memang sudah yakin mengapa kurang tidur berakibat buruk bagi jantung, namun penyebab mengapa kebanyakan tidur juga memiliki efek yang sama masih menjadi misteri.
3. Tidur tak sesuai dengan pergerakan matahari
Cryptochromes adalah protein yang ditemukan pada setiap makhluk hidup di bumi. Protein ini sensitif terhadap cahaya fajar dan senja serta mempengaruhi jam biologis dan banyak ditemukan di mata serta kulit. Dengan protein ini, tubuh manusia dapat mendeteksi sinar matahari bahkan dengan mata tertutup.
Cryptochromes mendeteksi sinar matahari dan mengurangi sinyal kelenjar pineal pengubah serotonin sehingga membuat suasana hati meningkat sepanjang hari, juga meningkatkan hormon melatonin agar tubuh dapat beristirahat dengan baik. Inilah yang memungkinkan orang bangun segar di pagi hari.
4. Tidur dengan lampu menyala
Hormon tidur atau melatonin dihambat oleh cahaya dan akan meningkat seiring dengan gelap. Semakin lama terjaga, produksi melatonin akan menurun dan berakibat buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa penuaan dini berkaitan dengan rendahnya kadar melatonin saat tidur.
Melatonin terlibat dalam proses pembelajaran dan memori, serta diduga efektif untuk mengobati penyakit Alzheimer. Hormon ini dianggap sebagai antioksidan kuat yang mampu melindungi DNA dari kerusakan radikal bebas dan dapat mencegah perkembangan beberapa jenis kanker.
5. Tidur kurang nyenyak
Kekurangan tidur kronis dapat mengubah metabolisme glukosa. Kemampuan tubuh untuk menghasilkan dan merespon insulin akan menurun sekitar 30 persen, mirip dengan tanda awal diabetes. Penelitian telah menunjukkan bahwa kesulitan tidur nyenyak juga berhubungan dengan gangguan hormonal.
Jadi yang paling penting bukanlah kuantitas tidurnya, melainkan kualitasnya. Tidur yang kurang berkualitas akan meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang bermanfaat, namun juga menjadi masalah jika berlebihan. Kadar kortisol yang tinggi akan menurunkan testosteron, merusak sistem imun, meningkatkan massa otot serta tekanan darah.
Putro Agus Harnowo - detikHealth
(pah/nvt)
0 comments:
Post a Comment